Berita

BHS Ajak Disperindag Fasilitasi Kerajinan Daur Ulang Limbah

Diterbitkan

-

DAUR ULANG - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi usaha kerajinan daur ulang limbah menjadi kerajinan bernilai ekonomis di Dusun Manyar, Desa Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Kamis (06/08/2020)
DAUR ULANG - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi usaha kerajinan daur ulang limbah menjadi kerajinan bernilai ekonomis di Dusun Manyar, Desa Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Kamis (06/08/2020)

Bantu Penanganan Sampah

Memontum Sidoarjo – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) maupun Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (UKM) untuk mendampingi dan memfasilitasi kerajinan daur ulang limbah. Salah satunya kerajinan daur ulang limbah di Dusun Manyar, Desa Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Sidoarjo.

Hal ini, mantaran usaha daur ulang itu dapat membantu mengatasi masalah persampahan dan limbah di Sidoarjo. Tidak hanya, mampu mengurangi permasalahan sampah, usaha ini juga memiliki prospek sangat ekonomis jika dikembangkan secara serius.

“Saya sangat mengapresiasi usaha kerajinan daur ulang limbah ini. Usaha ini memanfaatkan limbah (sampah) yang biasanya menjadi persoalan utama di Sidoarjo. Dengan usaha ini, nanti bisa memanfaatkan limbah atau sampah yang berasal dari pasar. Kami akan mendorong usaha kreatifi ini. Kita dorong industri kerajinan ini, jadi ciri khas (produk) Sidoarjo,” ujar BHS kepada Memo X, Kamis (06/08/2020) di sela-sela dialog dengan perajin daur ulang limbah.

Lebih jauh, Bacabup yang sudah mendapat rekomendasi Partai Gerindra ini menguraikan pihaknya sudah mengecek sejumlah pasar tradisional di Sidoarjo. Hasilnya, 80 persen limbah di pasar tradisional bisa didaur ulang. Menurutnya, sebagian ada yang bisa dijadikan pupuk dan juga untuk pakan ternak. Bahkan kini, masih ada lagi. Yakni bisa didaur ulang menjadi karya seni yang nilainya bisa 10 kali lipat dari harga limbah itu.

Advertisement

“Kerajinan daur ulang limbah ini ternyata bisa menghasilkan keuntungan 500 hingga 1.000 persen, dibandingkan harga limbah. Karena itu, saya bertekad mendorong pengembangan usaha kerajinan daur ulang limbah agar mampu memicu pertumbuhan ekonomi Sidoarjo dan menggerakkan tenaga kerja dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” imbuhnya.

Tidak hanya itu, antan anggota DPR RI periode 2014-2019 peraih penghargaan Anggota Parlemen Teraspiratif Tahun 2019 ini menguraikan usaha kerajinan daur ulang ini memiliki masalah utama yakni kendala permodalan. Pihaknya bakal membantu agar usaha ini bisa memperoleh bantuan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu, juga langsung memberikan bantuan permodalan dari pribadinya untuk memenuhi pesanan.

“Saya mendoorong KUR masuk ke (usaha kerajinan daur ulang limbah). Karena usaha ini keuntungannya sangat besar. Saya juga berharap usaha ini memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkelanjutan agar tidak menganggu proses produksi. Makanya harus ada tenaga-tenaga terampil yang memiliki bakat. Hal ini harus ada pembimbing dan pendampingan dari Disperindag Pemkab Sidoarjo,” tegasnya.

Selain itu, alumnus ITS Surabaya ini memaparkan bimbingan dan pendampingan dari Disperindag Pemkab Sidoarjo, juga terkair masalah bantuan permodalan dan pemasaran. Yakni dengan menyediakan stan pemasaran dan promosi. Bahkan harus disediakan website khusus (untuk pemasaran secara online) semua produk Sidoarjo, termasuk kerajinan daur ulang limbah ini.

Advertisement

“Berbagai upaya itu, saya berharap produk kerajinan daur ulang limbah ini bisa menguasai pasar di Surabaya, Mojokerto, Gresik dan Pasuruan. Ini peluang ekonomi bagi Sidoarjo. Kalau diamahani jadi bupati, saya akan dorong KUR bisa masuk dan didampingi secara kontinyu oleh sejumlah dinas terkait,” ungkapnya.

Sementara perajin daur ulang limbah, Sri Martinigsih mengakui usahanya terkendala permodalan untuk mengembangkab usaha kerajinan daur ulang itu. Selama ini, pihaknya hanya rutin memenuhi pesanan dari wilayah Sidoarjo. Padahal, banyak permintaan dari luar Sidoarjo. Misalnya dari Pandaan, Pasuruan. Namun lebih banyak tidak bisa memenuhi pesanan itu karena kendala permodalan itu. \

“Di sini ada sekitar 20 perajin. Mereka diantaranya ibu rumah tangga dan para pelajar. Usaha ini memanfaatkan sejumlah limbah diantaranya botol air kemasan, kaleng susu instan, styrofoam bekas dan benda-benda bekas lainnya untuk dijadikam kerajinan. Diantaranya lampu hias, vas bunga, pigura, rak dapur hingga meja untuk usaha cafe serta hiasan interior lainnya,” tandasnya. (wan/syn)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas