Hukum & Kriminal

Pupuk Ilegal Produksi 14 Tahun, Polresta Sidoarjo Amankan 22 Ton

Diterbitkan

-

PUPUK ILLEGAL - Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji menunjukkan 440 sak atau 22 ton pupuk illegal yang diamankan dari tersangka Abdul Rochim (67) warga Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo di lokasi produksi Ngoro, Mojokerto, Selasa (25/2/2020)
PUPUK ILLEGAL - Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji menunjukkan 440 sak atau 22 ton pupuk illegal yang diamankan dari tersangka Abdul Rochim (67) warga Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo di lokasi produksi Ngoro, Mojokerto, Selasa (25/2/2020)

Memontum Sidoarjo – Jajaran Satuan Reskrim, Polresta Sidoarjo berhasil mengamankan 440 sak atau 22 ton pupuk illegal di jalur Arteri Porong, Sidoarjo. Selain itu, polisi juga mengamankan tersangka, Abdul Rochim (67) warga Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Kini, polisi tidak hanya mengamankan tersangka saja. Akan tetapi, juga mempolice line gudang produksi pupuk illegal itu yang ada di CV Bangun Tani Dusun Buluresik, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti lainnya.

Diantaranya satu unit truk merk Hino warna hijau bernopol BE-9443-CQ bermuatan pupuk TSP sebanyak 440 sak atau 22 ton, satu lembar surat jalan tanggal 13 Februari 2020 dari CV Bangun Tani, satu unit mesin penggiling, tiga buah scrop, 84 sak (2,1 ton) berisi karbon merupakan bahan baku, dan 587 sak (14,6 ton) berisi dolomit merupakan bahan baku.

“Saat ditangkap truk bermuatan pupuk itu tak bisa menunjukkan surat-surat termasuk sertifikasi SNI pupuk. Seketika truk dan pupuknya diamankan di Polresta Sidoarjo untuk dikembangkan,” terang Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji, Selasa (25/2/2020).

Lebih jauh, mantan Manager Bhayangkara FC ini menceritakan berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka mengaku sudah 14 tahun memproduksi pupuk illegal itu. Selama ini, seluruh pupuk produksinya dikirim keluar Jawa. Diantaranya ke Bali dan Sumatera Utara (Sumut). Sedangkan komposisi pupuk itu, diproduksi tersangka berdasarkan asumsi pribadinya.

Advertisement

“Jadi bahan yang digunakan itu Dolumit dan Karbon yang dicampur, lalu dijual di pasaran. Harga jualnya lebih murah dibandingkan harga pupuk subsidi umumnya. Yakni dijual Rp 50.000 per sak,” imbuhnya.

Sumardji memaparkan produksi pupuk itu, berdasarkan permintaan. Misalnya
saat musim tanam, maka tersangka bisa memproduksi 1 truk sehari dibantu keluarganya tersangka. Sedangkan omzetnya sekitar 250 juta per tahun.

“Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersangka dijerat pasal 120 ayat (1) Jo pasal 53 ayat (1) huruf b UU No, 03 tahun 2014 tentang Perindustrian dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 3 miliar,” tandasnya. Sementara tersangka saat dipamerkan dihadapan media menggunakan kursi roda. Pria tua itu hanya tertunduk lesu. Wan/yan

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas