Kabar Desa

Ratusan Warga Jatirejo dan Santri Doakan KH Anas Al-Ayyubi

Diterbitkan

-

DOA - Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin dan putra Gus Ali, Ahmad Muhdlor Ali menghadiri acara Doa Bersama untuk Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Sabtu (28/09/2019) malam
DOA - Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin dan putra Gus Ali, Ahmad Muhdlor Ali menghadiri acara Doa Bersama untuk Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Sabtu (28/09/2019) malam

Memontum Sidoarjo – Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo menjadi salah satu desa yang terendam Lumpur Lapindo. Pondok Pesantren (Ponpes) Abil Hasan Asy Syadzily yang berada di desa itupun ikut tenggelam.

Selain itu, makam pendiri Ponpes Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi yang dimakamkan di Ponpes itu juga terdampak. Kendati demikian, Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi tidak dilupakan.

Warga Jatirejo beserta santri Ponpes itu selalu mendoakannya. Di atas bekas Ponpes Abil Hasan Asy Syadzily itu rutin digelar pengajian. Di tanah lumpur yang mengering itu makam almagfurlah masih ditandai. Di tempat ini setiap tahun digelar haul mendiang Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi yang wafat Tahun 2003 lalu.

Bahkan haul yang ke 16 digelar, Sabtu (28/09/2019) malam dihadiri sejumlah tokoh. Diantaranya Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin dan putra Gus Ali (Bumi Sholawat), Ahmad Muhdlor Ali.

Advertisement

Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin memiliki cerita tersendiri dengan Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi. Silaturahmi dengan kyai NU saat dirinya berkecimpung di pencak silat Pagar Nusa. Menurutnya Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi adalah sosok kyai yang memiliki banyak ilmu.

“Beliau paham dengan segala kitab yang ada sungguh luar biasa. Karena itu saya melihat Almagfurlah KH Anas Al-Ayyubi sosok kyai dengan referensi keilmuan yang lengkap sampai ilmu pencak dimiliki,” ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Cak Nur sosok kyai yang memiliki referensi keilmuan yang lengkap seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat. Masyarakat akan mudah memperoleh pencerahan dari sosok kyai seperti ini. Namun berbeda dengan sosok kyai yang hanya memiliki referensi keilmuan sedikit.

“Sosok kyai seperti ini akan mudah mengatakan kafir maupun sesat karena sumber-sumber keilmuan yang dimiliki tidak banyak. Karenanya warga dan santri yang dahulu menikmati sinar ilmu almagfurlah pantas untuk kirim doa rutin,” tandasnya. Wan/yan

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas