Pendidikan

Tiga Siswa Smamda Sidoarjo Ciptakan Alat Pengontrol Pintu Air Otomatis Atasi Banjir

Diterbitkan

-

Tiga Siswa Smamda Sidoarjo Ciptakan Alat Pengontrol Pintu Air Otomatis Atasi Banjir

Memontum Sidoarjo – Sedikitnya 3 siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo berhasil menciptakan alat pengontrol air otomastis untuk mengatasi banjir. Alat ini sengaja diciptakan atas keprihatinan para siswa dengan kondisi banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah di Sidoarjo.

Apalagi, saat ini ada dua desa yakni Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang menjadi langganan banjir. Bahkan kini banjir berlangsung sebulan lebih.

DETEKSI BANJIR - Tiga siswa Smamda Sidoarjo menciptakan alat pendeteksi banjir yang diberi nama SARMODAC (Smart Control and Monitoring Dam Activity) diujicobakan, Rabu (19/2/2020)

DETEKSI BANJIR – Tiga siswa Smamda Sidoarjo menciptakan alat pendeteksi banjir yang diberi nama SARMODAC (Smart Control and Monitoring Dam Activity) diujicobakan, Rabu (19/2/2020)

Para siswa menyebut alat itu, SARMODAC (Smart Control and Monitoring Dam Activity). Alat ini merupakankarya tiga siswa Smamda. Diantaranya yakni Firza Ramadhani, Alka Alvin dan Nabil Nasaruddin A yang tak lain siswa kelas 11 IPA dan kelas 10 Smamda.

Selain itu, alat yang baru diciptakan para siswa ini berhasil menyabet juara dua di ajang nasional Pesta Rakyat Fisika (PRF) 2020 tanggal 14-15 Februari 2020 di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jabar.

“Pembuatan sistem pintu air otomatis ini dilatarbelakangi kejadian petugas kerap lalai mengontrol pintu air bendungan. Seringkali saat air sudah naik, petugas lupa membuka pintu air. Kondisi ini memicu air dalam bendungan meluap dan memicu banjir,” terang salah seorang perakit, Firza Ramadhani, Rabu (19/2/2020) di sekolahnya.

Advertisement

Lebih jauh, pelajar yang akrab dipanggil Firza ini memaparkan dengan inovasi yang dibuat timnya itu, diyakini bakal mampu mengendalikan air dan mencegah air bendungan meluap. Sehingga banjir bisa dicegah dan dideteksi sejak dini.

“Saat air sudah mencapai ketinggian level tertentu, inovasi ini dapat membuka pintu air Dam (bendungan) secara otomatis. Jadi petugas tak repot-repot membuka pintu air,” imbuhnya.

Siswa perakit lainnya, Nabil Nasaruddin menilai inovasi berupa prototipe itu akan terus disempurnakan. Yakni dengan menambah alat sehingga bisa dipantau melalui aplikasi android. Penyempurnaan itu bakal dikerjakannya dalam dua pekan kedepan.

“Dalam membangun alat ini, kami sudah mengeluarkan biaya pembuatan sekitar Rp 1,5 Juta. Alat ini siap didedikasikan untuk Sidoarjo,” tegasnya.

Advertisement

Sementara Kepala SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Wigatiningsih menegaskan hasil karya para siswa Smamda itu relevan dengan kondisi di Sidoarjo saat ini. Baginya alat ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi bencana banjir.

“Kami berkeinginan karya siswa-siswa kami yang monumental ini bisa dipersembahkan untuk Pemkab Sidoarjo,” pintahnya.

Selain itu, Wigati menguraikan meski alat itu masih berupa prototipe, akan tetapi alat itu bakal akan terus disempurnakan hingga bisa memberikan nilai manfaat untuk mengatasi bencana banjir di Sidoarjo. “Barangkali alat ini bisa jadi sumbangsih Smamda kepada Pemkab Sidoarjo. Karenanya penyempurnaan alat ini sudah kami koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemkab Sidoarjo,” pungkasnya. Wan/yan

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas