Kabar Desa

Bibit Beli dari Pemerintah, 3 Gagal Panen Tak Dapat Ganti Rugi, Petani Watesari Putus Asa, Jual Tanah Garapan

Diterbitkan

-

PUTUS ASA : Karena terus merugi karena tanaman diserang tikus, petani Desa Watesari - Balongbendo ingin menjual lahan garapan. (par)
PUTUS ASA : Karena terus merugi karena tanaman diserang tikus, petani Desa Watesari - Balongbendo ingin menjual lahan garapan. (par)

Memontum Sidoarjo – Tiga kali mengalami puso dan tak mendapatkan ganti rugi gagal panen , menjadikan petani Desa Watesari Kecamatan Balongbendo kendor semangatnya menanam padi. Mereka bahkan akan menjual sawah karena menanam padi hasinya tak menentu.

Seperti dinyatakan Suroso Hadi. Petani yang satu ini mengalami patah semangat lantaran 3 kali gagal panen dan setiap mengalami puso harus merugi Rp 2 , 5 juta setiap ancer . ” Sudah tiga kali di lahan seluas kurang lebih 5 hektar ini mengalami puso,” katanya.

Dua kali berturut turut pada musim tanam yang lalu . Kemudian semua petani menyewakan kepada petani garbis, ternyata juga diserang tikus. “ Sekarang kami tanami padi ternyata puso lagi. Rasanya saya ingin menjual saja sawah ini seperti petani desa sebelah, untuk modal usaha,” tuturnya.

Kerugian bukan hanya pada modal itu saja, biaya obat hama tikus juga telah dikeluarkan sebesar Rp 500 ribu tiap ancer sawah saat ini, namun dengan biaya sebesar itu tak membuahkan hasil.Lebih menyedihkan lagi. tiga lokal lahan padi di Watesari yang mengalami puso waktu lalu, menjadikan stok beras keluarga habis sehingga harus beli di toko.

Advertisement

” Kalau hasil panen bagus seperti sebelumnya stok beras di rumah banyak. Kemarin gagal panen di tiga lahan berturut- turut, saya kehabisan beras sehingga harus beli di took. Gagal panen ini menjadikan saya seakan putus asa bertani ,” ungkapnya

Lebih lanjut Suroso menyatakan, padi yang mengalami puso saat ini bibitnya membeli dari pemerintah yang telah diuji cobakan. Tetapi kenyataan dihabiskan tikus di umur 50 hari t , petani menginginkan ganti. Tapi rupanya pemerintah hanya menjanjikan ganti bibitnya saja. Namun pahlawan pangan Desa Watesari tetap berharap mendapat ganti rugi sebesar biaya garap. ” Walaupun tidak sepenuhnya teman-teman petani mengharap mendapat ganti biaya garap,” harap Suroso. (par/yan)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas