Hukum & Kriminal

Dua Warga Tuban Produksi Arak di Sidoarjo, Omzet Rp 50 Juta Sebulan

Diterbitkan

-

Dua Warga Tuban Produksi Arak di Sidoarjo, Omzet Rp 50 Juta Sebulan

Memontum Sidoarjo – Sedikitnya dua produsen minuman keras (Miras) jenis Arak Jowo (Arjo) diringkus Satuan Reskrim, Polresta Sidoarjo. Kedua tersangka ini memproduksi ribuan liter Arjo di kawasan Desa Sumorame Kecamatan Candi, Sidoarjo.

Kedua tersangka itu masing-masing adalah Novi Setiawan (36) dan Puji Medianto (28). Keduanya warga asal Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban

PRODUSEN - Satuan Reskrim, Polresta Sidoarjo meringkus dua produsen miras, Novi Setiawan (36) dan Puji Medianto (28) warga Tuban yang memproduksi arak jowo (Arjo) di Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Selasa (10/9/2019)

PRODUSEN – Satuan Reskrim, Polresta Sidoarjo meringkus dua produsen miras, Novi Setiawan (36) dan Puji Medianto (28) warga Tuban yang memproduksi arak jowo (Arjo) di Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Selasa (10/9/2019)

Selain mengamankan kedua tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya, 180 kardus berisi arak siap kirim (jual) masing-masing kardus berisi 12 botol ukuran 1,5 liter dengan total 2.160 liter, 20 drum bahan baku sudah dicampur baceman, 20 sak gula pasir masing-masing berisi 50 kilogram dengan total gula pasir 1.000 kilogram, dua kardus ragi, 10 plastik berisi botol kosong,

empat drum berisi limbah cair hasil proses penyulingan arak, 20 tabung LPG ukuran 3 kilogram dalam keadaan kosong, tujuh tabung LPG ukuran 3 kilogram dalam keadaan isi, lima buah selang, satu mesin penyedot, satu mesin penyulingan dan dua mesin filter.

“Keduanya memproduksi miras jenis arak dengan cara mencampur gula dan ragi di dalam satu drum. Setelah barang-barang itu dicampur baru di fragmentasi, baru dipanaskan di mesin. Selanjutnya didinginkan sebelum dituang dalam botol siap jual,” terang Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Selasa (10/9/2019).

Advertisement

Menurut mantan Sekpri Kapolri ini, miras hasil produksi tidak hanya dijual di Sidoarjo. Akan tetapi juga dijual ke daerah Surabaya, Lamongan, Tuban, Mojokerto dan Pasuruan. Dari penjualan itu, kedua tersangka mendapat keuntungan Rp 50 juta per bulan.

“Kedua tersangka memproduksi miras sekitar 5 bulanan. Satu botol miras itu dijual seharga Rp 20.000,” tegasnya.

Sementara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kedua tersangka dijerat pasal 204 ayat 1 KUHAP dan Pasal 62 junto pasal 8 ayat 1 huru a UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Selain itu, dijerat pasal 140 dan 142 UU No 2 Tahun 2010 tentang Pangan.

“Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara dan denda kurang lebih 4 miliar rupiah,” tandasnya. (Wan/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas