Berita

Kurangi Pemakaian Gadget, Ratusan Peserta Ramaikan Lomba Nyete Bersama Gus Muhdlor

Diterbitkan

-

NYETE - Sekitar 100 peserta meramaikan lomba Nyete yang digelar Bacabup Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali di Warung Kopi Mak Yam, Desa Terungkulon, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Minggu (08/03/2020)
NYETE - Sekitar 100 peserta meramaikan lomba Nyete yang digelar Bacabup Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali di Warung Kopi Mak Yam, Desa Terungkulon, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Minggu (08/03/2020)

Memontum Sidoarjo – Sedikitnya 100 pecinta kopi meramaikan Lomba Nyete Bersama Gus Muhdlor di Warung Kopi Mak Yam, Desa Terungkulon, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Minggu (8/3/2020). Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali bukan tak memiliki alasan kuat menggelar acara ini. Salah satunya adalah mengurangi pemakaian gadget saat bersama di warung kopi. Selain itu, memberikan kebebasan berekspresi bagi para pecinta kopi untuk menuangkan idenya melikus dengan median rokok dan tintanya sisa kopi itu.

“Nyete ini manjadi salah satu pelampiasan jiwa seni para pecinta kopi. Dengan menggunakan rokok sebagai media dan kopi sebagai tintanya, mereka dapat membuat karya seni lukis. Melihat acara ini, saya teringat masa lalu, hampir di setiap warung kopi bapak-bapak asyik Nyete bareng-bareng. Karena belum ada yang bermain Hand Phone (HP) atau gadget,” kata Gus Muhdlor, Minggu (8/3/2020).

Bagi Gus Muhdlor, Nyete adalah bagian dari seni melukis rokok dengan kopi. Bahkan hal itu menjadi bagian dari kebiasaan orang-orang di warung kopi. Namun, kebiasaan itu mulai jarang ditemui lantaran adanya fasilitas Wifi hampir di setiap warung kopi. Karena itu, beberapa masukan pemilik warung kopi memintanya untuk memfasilitasi Lomba Nyete itu.

“Tujuannya agar kearifan lokal itu tidak tergeser oleh gadget. Nyete ini salah satu cirikhas budaya Jawa. Sayang kalau sampai hilang. Sambil nyete bisa membahas masa depan desa, kerukunan antar warga dan lainnya,” ungkap Direktur Pendidikan Pesantren Bumi Sholawat ini.

Advertisement

Bagi putra keenam KH Agoes Ali Masyhuri ini, selain menjadi sebuah karya seni, jika dibakar, rokok hasil nyete memiliki aroma khas percampuran antara tembakau dan kopi. Menurutnya, Nyete sudah menjadi budaya dan kearifan lokal di Jawa, terutama Jawa Timur. Hal itu terlepas dari anjuran untuk tidak merokok dari pemerintah.

“Dalam lomba kali ini, panitia lebih mengutamakan nilai artistik dan keunikannya hasil seni Nyete. Karena
Nyete hanya ada di Indonesia, tak ada di negara lain, mau tidak mau harus dilestarikan,” pintahnya.

Sementara itu, Gus Muhdlor meyakini keberadaan budaya Nyete akan kembali menggeliat seiring dengan menjamurnya warung kopi. Bahkan akan menjadi wujud kemandirian ekonomi kerakyatan di Sidoarjo.

“Kalau Nyete ini dikemas dengan baik, dapat dipromosikan sebagai salah satu kearifan lokal yang bisa menarik perhatian wisatawan,” tandasnya. Juara lomba kali ini diambil 10 besar. Terdiri dari juara 1, 2, 3, dan juara favorit. Wan/yan

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas