Pendidikan

Monitor PLTS Jarak Jauh Umsida, Ringankan Biaya Tagihan Listrik Warga Terpencil di Sidoarjo

Diterbitkan

-

Monitor PLTS Jarak Jauh Umsida, Ringankan Biaya Tagihan Listrik Warga Terpencil di Sidoarjo

Memontum Sidoarjo – Warga Dusun Pucukan, Desa Gebang, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo mulai bernafas lega. Ini menyusul adanya bantuan monitor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan dari salah seorang Dosen Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Kendati demikian, bantuan teknologi baru menggunakan android (gadget) itu baru dimanfaatkan untuk meringankan beban biaya tagihan listrik untuk salah satu masjid di kampung terpencil yang ada di ujung timur Sidoarjo itu. Bahkan untuk menjangkau kampung yang berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Delta ini, harus menggunakan perahu melalui Dermaga Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

PLTS - Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan dosen Teknik Elektro, Umsida dirasakan para pengurus Masjid Dusun Pucukan, Desa Gebang, Kecamatan/Sidoarjo karena meringankan beban biaya bulanan, Minggu (19/4/2020)

PLTS – Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan dosen Teknik Elektro, Umsida dirasakan para pengurus Masjid Dusun Pucukan, Desa Gebang, Kecamatan/Sidoarjo karena meringankan beban biaya bulanan, Minggu (19/4/2020)

Jalan lainnya yang bisa ditempuh adalah menggunakan kendaraan roda dua. Namun jalan yang harus dilalui cukup berat lantaran harus melalui jalan setapak yang kanan kirinya ada tambak ikan itu.

“Di Dusun Pucukan ini terdapat sebuah masjid yang menjadi tempat ibadah warga. Untuk pengoperasionalan masjid membutuhkan tenaga listrik. Sekarang terpasang 1.300 Volt Ampere (VA),” terang Dosen Teknik Elektro Umsida, Jaamaludin, Minggu (19/4/2020).

Doktor yang juga mantan Kaprodi Teknik Umsida ini memaparkan dengan daya itu, biaya per bulan untuk pembayaran listrik rata-rata menghabiskan biaya sebesar Rp 150.000. Karena itu, banyak warga termasuk pengurus masjid yang keberatan. Apalagi, biaya pembayaran listrik itu berasal dari uang patungan warga lantaran biayanya harus ditanggung warga agar aliran listrik tetap beroperasi.

Advertisement

“Sementara beberapa tahun lalu ada Solar Cell yang terpasang di atas atap Masjid itu untuk meringankan biaya listrik. Namun, sayangnya kini sudah tidak berfungsi lagi alias rusak,” imbuhnya.

Karena itu, kata Jamaaludin dalam rangka Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Umsida dirinya menangkap permasalahan ini untuk diselesaikan. Yakni dengan melakukan pembenahan dan pemasangan unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbaru. PLTS ini dilengkapi dengan sistem monitoring jarak jauh yaitu dengan menggunakan sistem Android. Sekarang sistem PLTS jarak jauh itu sudah dipasang di Masjid Baitul Muttaqin Pucukan itu.

“Nah, setelah diujicobakan, masyarakat setempat dapat menikmatinya dengan baik. Mulai sekarang penerangan itu Masjid sudah murni menggunakan PLTS berikut 1 lampu jalan yang berada di depan masjid itu,” tegasnya.

Sementara fungsi monitoring PLTS jarak jauh, kata Jamaaludin yang juga peneliti senior Umsida ini bakal memberikan informasi kepada tim Abdimas Umsida. Terutama untuk mengetahui apakah sistem PLTS itu masih berjalan dengan baik atau mengalami kerusakan.

Advertisement

“Kalau pun ada kendala (kerusakan), maka seketika itu juga dapat diatasi dengan lebih cepat. Karena langsung terdeteksi dalam laporan di Android itu,” tandasnya. Wan/yan

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas