Hukum & Kriminal

Warga Perumahan Nirwana Asri Krian Tolak Pembangunan TPST

Diterbitkan

-

DEMO - Puluhan warga Perum Nirwana Asri Desa Kemasan, Kecamatan Krian, Sidoarjo menggelar demo penolakan pembangunan Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) di depan perumahannya, Rabu (4/9/2019)

Memontum Sidoarjo – Puluhan warga Perumahan Nirwana Asri Desa Kemasan, Kecamatan Krian, Sidoarjo yang mewakili sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) di perumahan itu menolak pembangunan Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) di depan perumahannya. Penolakan itu disampaikan warga dari 4 RT itu dengan menggelar aksi di depan pintu masuk utama perumahan itu.

Dalam aksinya, warga tidak hanya berorasi secara bergantian. Akan tetapi juga membentangkan sejumlah spanduk kecamatan. Diantaranya bertuliskan Tolak TPST, Tolak Lokasi TPST di Depan Pintu Perumahan Nirwana Asri 05 dan lainnya.

“Kami jelas tidak setuju. Karena pembangunan TPST tempatnya berdekatan dengan pintu perumahan kami,” kata perwakilan warga, Marwik, Rabu (4/9/2019).

Lebih jauh, warga Blok K Nomor 5 ini dampak dari adanya TPST di depan perumahannya bakal merugikan warga. Baik itu dampak bau maupun penyakit yang ditimbulkan saat menjadi tumpukan pembuangan sampah. Apalagi saat musim hujan dipastikan bakal bau kemana-mana.

Advertisement

“Kami minta pembangunan TPST ini dipindahkan ke belakang atau ke tempat lainnya. Apalagi ada lahan kosong milik pemerintah. Itu bisa dimanfaatkan untuk TPST,” imbuhnya.

Pria 56 tahun ini menilai program kelurahan/desanya itu tidak ads sosialisasi serius untuk warga. Baginya jika perwakilan warga diundang hanya satu orang dipastikan bakal dengan suara warga lainnya.

“Ada sosialisasi atau tidak sampai sekarang kami tidak pernah tahu atas rencana pembangunan TPST ini,” tegasnya.

Sementara Pengawas Perumahan Nirwana Asri (Developer), Adi mengaku pihaknya bakal mengikuti suara terbanyak warga. Apalagi dalam pembangunan TPST itu pengembang tidak pernah ditembusi pihak desa/kelurahan.

Advertisement

“Kami terserah saja pada keputusan warga. Seharusnya pembangunan itu didahului dengan sosialisasi termasuk soal dampaknya agar warga mengerti dan tidak menolak seperti ini,” ungkapnya.

Adi menilai pembangunan TPST ditolak warga karena tidak ada sosialisasi sebelumnya. Bahkan warga belum menyepakati pembangunan TPST itu.

“Semua ini karena tidak ada sosialisasi dan tak ada titik temu (kesepakatan) sebelumnya. Infonya ditaruh di perumahan ini karena di tempat lainnya juga ditolak,” tandasnya.

Sementara usai meluapkan unek-uneknya para pendemo yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga (emak-emak) itu langsung membubarkan diri. Akan tetapi spanduk dan tulisan kecaman tetap dipasang di pintu masuk perumahan itu. (Wan/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas